CIBEUREUM KULON – Desa Cibeureum Kulon, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, kembali menjadi pusat perhatian nasional. Rabu (8/10), rombongan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) yang merupakan perkumpulan para bupati dari berbagai daerah di Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Desa Cibeureum Kulon. Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat secara langsung inovasi dan praktik baik yang telah dijalankan desa dalam penerapan E-Office Desa dan program Desa Cinta Statistik (Desa Cantik).
Kunjungan ini menjadi ajang pembelajaran bersama sekaligus pengakuan atas capaian Desa Cibeureum Kulon yang berhasil mengintegrasikan teknologi digital dalam tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik. Melalui penerapan E-Office Desa, seluruh aktivitas administrasi pemerintahan kini dilakukan secara digital, mulai dari surat-menyurat, arsip dokumen, hingga sistem informasi pelayanan masyarakat. Langkah ini menjadikan Desa Cibeureum Kulon sebagai salah satu pelopor desa digital di Kabupaten Sumedang.
Kepala Desa Cibeureum Kulon, Gun Gun Turganda, S.H., menyampaikan bahwa sistem E-Office tidak hanya mempercepat pelayanan, tetapi juga menumbuhkan budaya kerja yang transparan dan akuntabel.
“Kami ingin memastikan bahwa pelayanan kepada masyarakat berjalan cepat, tertib, dan dapat dipantau secara digital. Semua dokumen dan surat kini terintegrasi melalui sistem E-Office agar lebih efisien dan terdokumentasi dengan baik,” ungkapnya.
Seain meninjau penerapan E-Office dan Desa Cantik, rombongan APKASI juga mengunjungi Ruang Pelayanan Terpadu Desa Cibeureum Kulon. Ruangan ini menjadi pusat layanan masyarakat yang mengedepankan kenyamanan dan kemudahan akses. Berbagai layanan administrasi seperti surat keterangan, kependudukan, maupun konsultasi warga dapat dilakukan dalam satu tempat.
Menariknya, di ruang ini juga tersedia kuisioner digital dengan sistem pemindaian barcode (QR Code) yang digunakan untuk survei kepuasan masyarakat. Melalui inovasi ini, masyarakat dapat secara langsung memberikan penilaian dan masukan terhadap kualitas pelayanan desa secara cepat dan transparan. Data dari survei tersebut menjadi dasar evaluasi Pemerintah Desa dalam meningkatkan mutu pelayanan publik.
Tak hanya fokus pada digitalisasi dan pelayanan publik, APKASI juga meninjau Perpustakaan Rumah Baca Motekar Desa Cibeureum Kulon, salah satu inovasi unggulan yang berperan dalam meningkatkan budaya literasi masyarakat. Rumah Baca Motekar tidak hanya menjadi tempat membaca dan belajar anak-anak, tetapi juga berfungsi sebagai pusat data dan dokumentasi desa.
Di rumah baca tersebut tersimpan berbagai dokumen keluarga hasil pendataan Desa Cantik, termasuk profil sosial ekonomi, data pendidikan, dan kesehatan warga. Seluruh dokumen tersebut menjadi basis data yang valid dan terintegrasi untuk mendukung perencanaan pembangunan desa berbasis bukti (evidence-based planning).
“Desa Cibeureum Kulon membuktikan bahwa data bukan hanya angka, tetapi juga dasar kebijakan yang menyentuh masyarakat. Kami terus berupaya menjadikan data desa sebagai kekuatan utama dalam menentukan arah pembangunan,” ujar Handri Novianto, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Desa Cibeureum Kulon yang juga mendampingi jalannya kunjungan.
Rombongan APKASI memberikan apresiasi tinggi terhadap berbagai inovasi yang telah diterapkan oleh Pemerintah Desa Cibeureum Kulon. Kombinasi antara teknologi digital, tata kelola data, dan penguatan literasi masyarakat dinilai menjadi fondasi penting dalam mewujudkan desa yang mandiri, maju, dan berdaya saing.
Melalui kunjungan ini, diharapkan praktik baik yang dilakukan oleh Desa Cibeureum Kulon dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk terus berinovasi, memanfaatkan teknologi, serta mengelola data secara cermat demi kesejahteraan masyarakat.
“Kami sangat berterima kasih atas kunjungan dan perhatian dari APKASI. Kegiatan ini menjadi dorongan bagi kami untuk terus berkembang dan memperkuat layanan berbasis digital serta literasi masyarakat desa,” tutup Kepala Desa Gun Gun Turganda. (HN.)